Jumat, 24 Juli 2009

askep efusi pleura

BAB II
KONSEP DASAR

A.KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Efusi pleura adalah jumlah cairan non purulen yang berlebihan dalam rongga pleura,antara lapisan viseral dan parietal.
(Tucker,1998:265)
Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan abnormal dalam kavum pleura
(mansjoer,2001:484)
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di ruang pleura dan selalu konstan dari kapiler pleura parietal dan diabsorbsi oleh pleura kapiler viseral dan limfatik
(matassarin,1997:1084)
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura
(medicastore,2006)
Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan dirongga pleura yang terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hiperemi akibat inflamasi,perubahan tekanan osmotik(hipoalbuminemia),peningkatan tekanan vena (gagal jantung)
(sjamsuhidayat,1997:526)
2. Penyebab
a. Peningkatan tekanan hidrostatik sistemik ( contoh : gagal jantung kongestif )
b. Penurunan tekanan tekanan onkotik kapiler ( contoh : penyakit ginjal,hati )
c. Peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler ( contoh : karena infeksi/tumor )
d. Kerusakan fungsi limpatik ( karena obstruksi limpa karena tumor )
( Matassarin,1997:1084 )
Etiologi yang lain dari efusi pleura adalah :
a. Neoplasma,seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.
b. Kardiovaskuler seperti gagal jantung kongestif,embolus pulmonar dan perikarditis
c. Penyakit pada abdomen,seperti pankreatitis,acites,abses dan sindrom meigs.
d. Infeksi yang di sebabkan bakteri,virus,jamur,mikrobakterial dan parasit.
e. Trauma.
f. Lain-lain seperti lupus eritematosus sistemik,reumatoid artritis,sindrom nefrotik dan uremia.
( Arief mansjoer,2001: 484 )
3. Manifestasi klinis
Sesak napas merupakan yang utama,baik pada transudat maupun eksudat.Gejala klinis yang terjadi dapat disebabkan karenakelainan paru primer.Pada empiema gejala lebih hebat ,yakni berupa panas menggigil dan penurunan berat badan.Gejala empiema yang timbul tergantung dari terbentuk atau tidaknya fistula ke bronkus yaitu berupa fistula bronko pleura.Bila tidak terjadi fistula maka gejalanya akan tetap berat,sementara itu apabila terjadi fistula maka gejalanya akan lebih ringan.
( Dr.H.Tabrani,1999:575 )



Biasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan oleh penyakit dasar. Pneumonia akan menyebabkan demam menggigil dan nyeri dada pleuritas,sementara efusi maigna dapat mengakibatkan dipsnea dan batuk.Efusi pleural yang luas akan menyebabkan sesak napas.Area yang mengandung cairan /menunjukan bunyi napas minimal/tidak sama sekali menghasilkan bunyi datar,pekak saat di perkusi.Egofoni akan terdengar diantara area efusi.Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.Bila terdapat efusi pleural kecil sampai sedang dipsnea mungkin saja tidak terdapat.
( Smeltzer,2002:593 )
4. Patofisiologi
Secara normal ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan ( 5 – 15 ml ) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi.Pada gangguan tertentu,cairan dapat terkumpul dalam ruang pleural pada titik dimana penumpukan ini akan menjadi bukti secara klinis dan hampir selalu merupakan signifikan patologi.Efusi dapat terjadi atas cairan yang secara relatif jernih,yang mungkin merupakan transudat/eksudat atau dapat mengandung darah/ purulen.Transudat dapat terjadi pada peningkatan vena pulmonalis,misalnya pada payah jantung kongestif.Pada kasus ini keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dalam pembuluh.Transudat dapat pula terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dati ginjal atau pada penekanan tumor pada vena kava.Penimbunan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan nama hidrotorak.Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi.Pewnimbunan eksudat timbul skunder dari peradangan atau keganasan pleura dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorbsi getah bening.Eksudat di bedakan dengan transudat dari kadar protein yang dikandungnya dan dari berat jenis kurang dari 1,015 dan kadar proteinya kurang dari 3%,sedangkan eksudat mempunyai berat jenis dan kadar protein lebih tinggi,karena banyak mengandung sel.Jika efusi pleura banyak mengandung nanah,maka keadaan ini disebut empiema.Empiema disebabkan karena perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan dapat merupakan komplikasi dari pneumonia,abses paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga pleura.Empiema yang tak di tangani dengan drainase yang baik dapat membahayakan dinding toraks.Eksudat akibat peradangan akan mengalami organisasi,dan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan viseralis.Keadaan ini dikenal dengan nama fibrotoraks.
( Price,1995:704-705 )
5. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar tembus dada/rontgen
b. Torakosentesis
c. Biopsi pleura
d. Bronkoskopi
e. Scaning isotop
f. Torakoskopi (Fiber optik pluroscopy )
( Halim,2001:928-930 )



6. Komplikasi
a. Pnemotoraks
b. Pneumonia
c. Emfisema
( Tucker,1998:266 )
7. Penatalaksanaan
Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan,untuk mendapatkan spesimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan dipsnea.Bila penyebab dasar adalah maligna,efusi dapat terjadi lagi dalam beberapa hari lagi/minggu.Torasentesis berulang akan mengakibatkan nyeri,penipisan protein dan elktrolit dan kadang pnemotoraks.Dalam keadaan ini pasien mungkin diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke sistem drainase water seal atau pengisapan untuk mengevaluasi ruang pleura dan pengembangan paru.
Agen yang secara kimia megiritasi,seperti tetrasiklin dimasukan ke dalam ruang pleura dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.Setelah agen dimasukan selang dada diklem dan pasien di bantu untuk mengambil berbagai posisi untuk memastikan penyebaran agens dengan permukaan pleura.Selang dilepaskan klemnya sesuai dengan yang diresepkan dan drainase dada biasanya di teruskan beberapa hari lebih lama untuk mencegah reakumulasi cairandan untuk meningkatkan pembentukan adhesi antara pleural viseralis dan parietalis.
Modalitas pengobatan lainnya unyuk efusi pleura maligna termasuk radiasi dinding dada,bedah pleurektomi dan terpi diuretik.Jika cairan pleura merupakan eksudat,prosedur diagnostik yang lebih jauh dilakukan untuk menentukan penyebabnya.Pengobatan untuk penyebab primer kemudian dilakukan.
( Smeltzer,2002:594 )



.B. KONSEP KEPERAWATAN
1.Pengkajian data dasar
a. Keluhan utama pada pasien efusi pleura yaitu terjadinya penumpukan cairan pada rongga pleura sehingga menyebabkan dipsnea,kesulitan pernapasan pernapasan,batuk,kelihan.
b. Riwayat keperawan sekarang
Pengkajian mencakup pengumpulan informasi tentang gejala-gejala terakhir dan manifestasi penyakit sebelumnya dan alasan pasien untuk mencari pertolongan perawatan kesehatan yang berhubungan dengan dipsnea,nyeri,akumulasi mucus,batuk,keletihan,hemoptisis
c. Riwayat keperawatan dahulu
Dalam riwayat keperawatan dahulu faktor-faktor yang dapat dikaji adalah merokok,riwayat pekerjaan,riwayat penyakit dahulu,riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya
d. Riwayat keperawan keluarga
Pada pasien efusi pleura pengkajian pada riwayat keperawatan keluarga tidak begitu difokuskan,tergantung dari penyebab efusi pleura tersebut.
( Smeltzer,2002 )
Pola fungsional yang digunakan yaitu pada pola fungsional menurut Virginia handerson karena teori keperawatan Virginia handerson( harmer dan handerson,1995 )mencakup kebutuhan dasar manusia (handerson,1964 ) mendefinisikan keperawatan sebagai kebutuhan dasar menurut handerson (14 kebutuhan dasar handerson )memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan( Handerson,1966 )
1. Bernapas dengan normal
Di dalam bernapas apakah tanda-tanda obstruksi atau perubahan pola napas.Klien dapat bernapas dengan normal dan membantu memilih tempat tidur,kursi yang cocok serta menggunakan bantal,alas
2. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan TB dan BB yang normal,kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan,pemilihan dan penyediaan makanan,pendidikan kesehatan,harus mengetahui kebiasaan.Kepercayaan klien mengenai nutrisi dan tumbang.
3. Kebutuhan eliminasi
Perawatan dasarnya meliputi semua pengeluaran tubuh,mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya.Frekuensi pengeluaran yang meliputi keringat,udara yang keluar saat bernapas,menstruasi,muntah,buang air kecil dan buang air besar
4. Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman dalam semua posisi dan tidak membiarkan berbaring terlalu lama pada satu posisi .Perawat harus melindungi pasien selama sakit
5. Kebutuhan istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur sebagian tergantung relaksasi otot,disamping itu di poengaruhi oleh emosi( stress),dimana stress merupakan keadaan dari aktivitas istirahat
6. Kebutuhan berpakaian
Perawatan dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat.Perawat tidak boleh memaksakan kepada klien pakaian yang tidak ia sukai,karena hal itu dapat menghilangkan rasa kebebasan klien.
7. Mempertahankan temperatur tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui fisiologi panas dan bisa mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperatur
8. Kebutuhan akan personal higiene
Konsep-konsep mengenai kebersihan berbeda tiap klien tetapi tidak perlu menurunkan hanya karena sakit.Perawatan sangat di butuhkan untuk kebersihan kulit,rambut,kuku,hidung,mulut dan gigi
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Dalam keadaan sehat setiap orang bebas mengontrol keadaan sekelilingnya,jika sakit sikap tersebut tidak dapat dilakukannya,perawatan dasarnya melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul dari mikroorganisme patogen.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dan ekspresikan emosi,keinginan rasa takut dan pendapat.
Perawat adalah penerjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain.Tugas perawat adalah membuat klien mengerti dirinya sendiri,mengerti perlunya perubahan sikap yang memperburuk kesehatannya.
11. Kebutuhan spiritual
Perawat dan petugas kesehatan lainnya harus menyadari bahwa kenyakinan dan kepercayaan agama sangat berpengaruh terhadap penyembuhan.
12. Kebutuhan bekerja
Sakit akan lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.rehabilitasi pada klien berarti menempatkan kembali pada pekerjaanya yang produktif
13. kebutuhan dan rekreasi
Sering kali keadaan sakit menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan menikmati variasi dan udara segar serta rekreasi.
14. kebutuhan belajar
Fungsi perawat adalah membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan,serta memperkuata dan mengikuti rencanba terapi yang di berikan
(Patter,patricia,2005;274)

 PENGKAJIAN FISIK
Pengkajian fisik pada paru-paru pada pasien dengan efusi pleura adalah
1. Batuk sedikit,kadang muncul batuk non produktif,sputum tidak ada,nyeri dada setempat,peningkatan suhu tubuh.
2. Pada inspeksi ditemukan dipsnea,ekspansi dada asimetris,kesulitan pernafasan
3. Pada palpasi di temukan taktil premitus menurun,premitus mungkin lebih keras dari sisi yang tidak terdapat cairan
4. Pada perkusi ditemukan bunyi datar atau tumpul,gerakan diafragma melemah,pekak dengan batas seperti garis miring atau mungkin tidak jelas tergantung pada cairan yang ada di rongga pleura.
5. Pada auskultasi ditemukan bunyi nafas melemah atau tidak ada pada daerah yang terkena,egoponi dan berdesir pada area diatas tingginya air,friction rub pleura.
Pengkajian kekhususan yaitu trakhea mungkin bergeser,taki kardia
(Priharjo,1996:83-84)











b. Fokus intervensi
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
- Penurunan ekspansi paru
- Gangguan muskuluskeletal
- Nyeri/ansietas
- Proses inflamansi
Tujuan : Menunjukan pola napas normal/efektif dengan GDA dalam rentang normal
Kreteria hasil : Bebas sianosis dan tanda / gejala hipoksia
Intervensi :
a. Identifikasi etiologi/faktor pencetus
Rasional : Pemahaman penyebab sesak untuk dan untuk pemasangan selang dada yang tepat dan memilih tindakan terapetik lain.
b. Evaluasi fungsi pernapasan
Rasional : Distres pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stres fisiologi dan nyeri.
c. Beri posisi semi fowler
Rasional : Membantu ekspansi paru lebih mengembang dan menambah luas rongga dada serta memudahkan pernapasan.
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian oksigen dan obat anti sesak
Rasional : Memaksimalkan suplai oksigen dan menurunkan kerja paru-paru yang berlebihan
e. Pertahankan posisi nyaman
Rasional : Meningkatkan inspirasi maksimal,meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit
f. Awasi kesesuaian pola pernapasan bila menggunakan ventilasi mekanik
Rasionalnya :
2. Resiko tinggi terhadap trauma/penghentian napas berhubungan dengan
- Penyakit saat ini/proses cidera
- Tergantung pada alat dari luar ( sistem drainase dada )
- Kuang pendidikan keamanan/pencegahan
Tujuan : Mengenal kebutuhan/mencari bantuan untuk mencegah komplikasi
Kreteria hasil : Pemberi perawatan akan memperbaiki/menghindari lingkungan
dan bahaya fisik
Intervensi :
a. Kaji dengan pasien/fungsi unit drainase dada,cacat gambaran keamanan
Rasional : Informasi tentang bagaimana sistem bekerja memberikan kenyakinan,menurunkan ansiets pasien.
b. Pasangkan kateter torak ke dinding dada
Rasional : Mencegah terlepasnya kateter dada atau selang teripat dan menurunkan nyeri/ketidak nyamanan.
c. Awasi sisi lubang pemasangan selang,cacat,kondisi kulit,adanya/karakteristik drainase dari sekitar drainase.
Rasional : memberikan pengenalan dini dan mengobati adanya erosi / infeksi kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari berbaring / menarik selang
Rasional : Menurunkan obstruksi drainase/terlepasnya selang
e. observasi tanda distres pernafasan bila kateter torak terlepas/tercabut.
Rasional : Efusi pleura dapat terulang/memburuk,karena mempengaruhi fungsi pernafasan dan memerlukan intervensi darurat.
( doenges, 2000 : 197 – 200 )
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder terhadap insufisiensi oksigen, kelemahan fisik.
Tujuan dan kriteria hasil :
Klien akan melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat di ukur dengan tidak adanya dipsnea, sianosis, tanda vital dalam batas normal.
Intervensi :
a. Kaji tingkat intoleransi klien
Rasional : menentukan kemampuan klien terhadap aktivitas.
b. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi maksimal
Rasional : Untuik membantu dalam memandirikan pasien.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dapat dipertahankan untuk penyembuhan dan pembatasan aktiovitas di tentukan dengan respon pasien terhadap aktivitas dan perbaikkan kegagalan pernafasan.
d. Bantu pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari – hari.
Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan kebutuhan oksigen.
e. Libatkan keluarga dan perawatan.
Rasional : membantu memantau dalam perkembangan pasien.
4. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar )mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajang pada informasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab masalah.
Kriteria hasil : - mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik.
- mengikuti program pengobatan dan menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah.
Intervensi :
a. Kaji patologi masalah individu.
Rasional : informasi menurunkan takut karena ketidaktahuan.
b. identifikasi kemungkinan kambuh / komplikasi jangka pajang.
Rasional : penyakit paru yang seperti PPOM berat dan keganasan dapat meningkatkan insiden kambuh.
c. Kaji ulang tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat, contoh : nyeri dada tiba – tiba, dipsnea, distres pernafasan lanjut.
Rasional : berulangnya efusi pleura memerlukan intervensi medik untuk mencegah / menurunkan potensial komplikasi.
d. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik contoh : nutrisi baik, istirahat, latihan.
Rasional : mempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.

( Doenges, 2000 )







PENGKAJIAN NYERI


Ringan Sedang Berat


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10







- PROVOKING : Penyebeb nyeri karena adanya luka laserasi pungsi pleura.Nyerinya berkurang bila napas dalam dan diberi posisi semi fowler.Nyerinya bertambah bila dibuat banyak bergerak
- QUALITY/QUANTITY : kualitas nyerinya seperti ditusuk-tusuk jarum dantersa panas/perih
- REGION : Nyerinya terletak pada daerah penusukan pungsi yaitu pada dada belakang sebelah kiri sampai ke daerah sekitarnya
- SCALE : skala nyeri 6
- TIMING : Nyerinya mulai timbul setelah dilakukan pungsi pleura.Sering timbul pada malam hari,timbul secara perlahan-lahan dan durasinya nyeri kurang lebih 10 menit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar