Jumat, 24 Juli 2009

askep abortus

BAB II
KONSEP DASAR

A. DEFENISI
ABORTUS adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu.
(Manuaba, 1998 : 214)
ABORTUS adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
(Eastman, 2005 : 209)
(Wiknjosastro, 2005 : 302)
ABORTUS adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung di hari pertama haid terakhir normal yangdapat dipakai.
(Taber, 1994 :56)



ABORTUS dapat di bagi menjadi :
A. Berdasarkan terjadinya :
1. Keguguran spontan
Terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri.
2. Keguguran buatan
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri, upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
a. Indikasi Medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi medis tersebut diantaranya :
- penyakit jantung, ginjal atau hati yang berat
- gangguan jiwa ibu
- dijumpai kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan ultrasonogrfi
- gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
b. Indikasi Sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosial
- menginginkan jenis kelain tertentu
- Tidak ingin punya anak
- Belum siap untuk hamil
- Kehamilan yang tidak diinginkan
B. Berdasarkan Pelaksanaannya
Berdasarkan pelaku gugur kandung dapat dibagi atau dikelompokkan
1. Keguguran buatan teraupetik
Dilakukan tenaga medis secara legaltis berdasarkan indikasi medis
2. Keguguran buatan ilegal
Dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum
C. Berdasarkan gambaran klinisnya gugur kandung dibagi menjadi :
1. Keguguran lengkap (abortus kompletus)
Semua hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya
2. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus)
Sebagian hasil konsepsi masih tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyakit
3. Keguguran mengancam (abortus iminens)
4. Keguguran tak terhalangi
5. Keguguran habitualis
6. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiolus)
7. Missed abortion
(Manuaba, 1998 : 214)
D. Menurut gambaran klinik abortus dapat dibedakan antara lain :
1. Abortus iminens
Peristiwa terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan 20 minggu menghasilkan konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi seniks
2. Abortus Insipiens
Peristiwa pendarahaan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih didalam uterus
3. Abortus Inkompletus
Penguluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
4. Abortus Kompletus
Semua hasil konsepsi dikeluarkan dari uterus pada penderita ditemukan pendarahaan sedikit, ostium uteri telah menutup dan uterus sudah banyak mengecil
5. Abortus Servikalis
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka sehingga semuanya berkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar kurang lebih bundar dengan dinding menipis
6. Missed abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih
7. Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 2 kali atau lebih berturut-turut
8. Abortus Infeksialis
Abortus yang disertai infeksi pada genetalia
9. Abortus septik
Abortus infeksiolus berat disetai penyebaran kuman atau toksin kedalam peredaran darah atau peritonium
(Wiknjosastro, 2005 : 305)

E. ETIOLOGI
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudiqah.sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan kelainan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
A. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat, kelinan berat biasanya menyebabkan kematian muduqah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliplaidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks

b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endotrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagian dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi atau lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh itu pada umumnya dinamakan pengaruh teratogen
B. Kelainan pada plasenta
Endoteritis dapat menjadi dalam vilikorialis dan menyebabkan .plasenta tertanggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun
C. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis pielonifritis, malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus, toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin. Sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus
D. Kelainan traktes genetalis
Retroversio uteri, miomata uteri atau kelainan bawaan dapat menyebabkan abortus tetapi harus diangat bahwa hanya retroversio uteri inkarserata atau uterus mioma submukosa yang memegang peranan penting sebab lain abortus dalam trimester ke 2 ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks. Dilaktasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luas yang tidak dijahit
(Wiknjosastro, 2005 : 203)
F. MANIFESTASI KLINIK
• Terdapat keterlambatan datang bulan
• Terdapat pendarahan disertai perut sakit (mulas)
• Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan terjadi kontraksi otot rahim
• Hasil pemeriksaan dalam terdapat pendarahan dari kanalis servikalis masih tertutup dapat dirasakan kontraksi ototr rahim
• Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif
(Manuaba, 1998 :128)
G. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan, seluruh atau bagian masih tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut. Karena kontraksi rahim terjadi pendarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk pendarahan bervariasi diantaranya :sedikit dan berlangsung lama sekaligus dalam jumlah yang besar disertai dengan gumpalan. akibat pendarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, tetapi menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, dampak anemeis dan daerah ujung (akral) dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum dibentuk sempurna dikeluarkan atau sebagian hasil konsepsi. Diatas 16 minggu dengan pembentukan plasenta sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta. Berdasarkan proses persalinannya dahulu disebutkan persalinan immaterus. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembentukan darah. Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi :
- Mola karnosa : hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging
- Mola heberose : amnion berbenjol-benjol karena terjadi hemotoma antar amnion dan korion
- Fetus kompresus : janin mengalami mummifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng
- Fetus papireseus : kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas
- Blighted ovum : hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin hanya benda kecil yang tidak berbentuk
- Missed akortion : hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu
(Manuaba, 1998 :216)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes kehamilan positif bila janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibronogen darah pada missed abortion
I. KOMPLIKASI ABORTUS
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan perforasi, infeksi dan syok
1. Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati-amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. Penjaitan luka perforasi atau perlu histerektomi perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas mungkin mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi segera dilakukan untuk menentukan luasnya cidera untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi
3. Infeksi
Biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemorogik) dan karena infeksi perut (syok endoseptik)
(Wiknjosastro, 2005 : 313)

J. PENATALAKSAAN
Pada pasien abortus imenens dilaksanakan dengan
a. Istirahat total di tempat tidur
- Meningkatkan aliran darah ke rahim
- Mengurangi rangsangan mekanis
b. Obat-obatan yang diberikan
- Penenang penobarbital 3x30 mgram, valium
- Anti pendarahan : Adona, Transamin
- Vitamin B komplek
- Hormonal : Progesteron
- Penguat plasenta : Gestanom, Dhupaston
- Anti kontraksi rahim : Duvadilan, Papaverin
c. Evaluasi
- Pendarahan jumlah dan lamanya
- Tes kehamilan dapat diulangi
- Konsultasi pada dokter ahli atau penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi
(Manuaba, 1998 : 218)






1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi ancaman pada kematian janin.
Yang dimaksud ansietas adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktifitas sistem saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas non spesifik (Carpenito, 2000 : 9) ini bisa dibuktikan dengan peningkatan tegangan ketakutan. Perasaan tidak adekuat, keluhan-keluhan somatik (Doengoes,2006:121)
Data mayor dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari katagori fisiologis emosional dan kognitif.gejala-gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas. Fisiologi sendiri meliputi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah peningkatan frekuensi pernapasan, diaforesis, insomnia keletihan dan kelemahan mulut kering, gelisah, gemetar, bedebar-debar sering berkemih, diare, emosional meliputi ketakutan ketidak berdayaan gugup dan kurang percaya diri sedangkan kognitif tidak dapat konsentrasi kurang kesadarn tentang sekitar.(Carpenito, 2000 : 9).
Masalah keperawatan ini diprioritaskan kedua sesuai Abraham Maslow yaitu kebutuhan keamanan dan keselamatan (Effendy, 1998 : 4) dengan waktu 2 x 24 jam dengan hasil yang diharapkan pasien tidak cemas.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan oleh penulis antara lain perhatikan tingkat ansietas dan derajat pengaruh terhadap kemampuan untuk berfungsi membuat keputusan rasionalnya stres yang tidak diatasi dengan mempengaruhi tugas tugas kehamilan,.tekankan pentingnya aktifitas hiburan yang tenang rasionalnya mencegah kebosanan dan meningkatkan kerja sama dengan pembatasan aktifitas ,anjurkan pasien untuk tirah baring rasionalnya aktifitas mungkin perlu modifikasi tergantung pada gejala-gejala aktifitas uterus perubahan serviks, kolaborasi tim medis.(Doengoes, 2000 : 121)
Evaluasi yang didapatkan pada tanggal 8 Mei 2006 pada hari ke 2 yaitu pasien mengatakan sudah bisa beraktifitas dan aktifitas pasien bisa dilakukan sendiri. TD 120/80 mmHg. Masalah teratasi dan pertahankan intervensi.
Faktor pendukung pada implementasi yang dilakukan penulis yaitu pasien mengikuti tindakan yang dilakukan oleh penulis sedangkan faktor penghambatnya pasien lebih aktif dan mengerti dengan cara dipraktekan daripada dengan bahasa
Pembenaran :
Penulis mendapatkan data tentang pasien yang dibantu oleh keluarga dan perawat, misalnya mandi dibantu oleh perawat dan keluarga.

2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kehamilan
Kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana seorang individu atau kelompok mengalami difisiensi pengetahuan kognitif atau ketrampilan psikomotor berkenaan dengan kondisi rencana pengobatan (Carpenito, 2000 : 223) karena kurangnya pemajaan pada dan atau kesalahan interprestasi tentang informasi tidak mengenal resiko individu atau peran sendiri pada pencegahan atau pelaksanaan resiko.(Dongoes, 2000 : 431)
Data mayor yang mendukung mengungkapkan pengetahuan atau penampilan dan permintaan informasi mengekspresikan suatu ketidak akuratan persepsi status kesehatan,melakukan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang dianjurkan atau yang diinginkan dan data minor ditemukan kurang integrasi tentang rencana pengobatan kedalam aktifitas sehari-hari,memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan psikologi (misalnya ansietas, depresi) mengakibatkan kesalahan informasi atau kurang informasi.
Masalah keperawatan yang dilakukan ini diprioritaskan terakhir sesuai Abraham Maslow yaitu kebutuhan dasar aktualisasi diri (Effendy, 1998 : 4) dengan waktu yang diperlukan 20 menit dengan hasil yang diharapkan pasien dapat mengerti tentang kehamilanya.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan oleh penulis antara lain:kaji pengetahuan pasien rasionalnya untuk mengetahui tingkat pendidikanya .beri informasi tentang kehamilanya rasionalnya meningkatkan pemahaman akan dampak kehamilan pada proses penyakit, (Dongoes, 2001 : 119). Bantu pasien untuk mengidentifikasi teknik perawatan diri untuk individu rasioanalnya meningkatkan kepercayaan diri dalam perawatan diri (Dongoes,2001:119).anjurkan pasien untuk melaporkan tentang perubahan kehamilan rasionalnya dapat mewujudkan perubahan kehamilanya yang dapat mencetuskan abortus. (Dongoes, 2001 : 120)
Hasil yang diperoleh pada jam 11.00 pada tanggal 9 Mei 2006 adalah pasien sudah memahami tentang kehamilanya,dan masalah teratasi dan pertahankan intervensi.
Dalam melakukan implementasi penulis mempunyai faktor pendukung dan penghambatnya.faktor pendukung:pasien kooperatif dalam tindakan yang dilakukan penulis dan penghambatnya :pasien tidak begitu mengerti jika penyuluhan lebih baik diberi contoh secara langsung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar